Lanjut ke konten

BBM Kurang, Restrukturisasi Kapal Tak Efektif

03/03/2010

BBM Kurang, Restrukturisasi Kapal Tak Efektif

Rabu, 3 Maret 2010 | 04:29 WIB

Jakarta, Kompas –  Persoalan pasokan bahan bakar minyak bersubsidi bagi nelayan hingga kini belum terselesaikan. Oleh karena itu, restrukturisasi terhadap 1.000 perahu tanpa motor milik nelayan menjadi kapal motor berbobot mati lebih dari 30 gross ton untuk membantu nelayan kecil tidak akan efektif.

Menurut Kepala Riset Pusat Kajian Sumber Daya Kelautan dan Peradaban Maritim Suhana, Selasa (2/3) di Jakarta, seharusnya pemerintah memprioritaskan penyelesaian kendala pasokan BBM bersubsidi bagi nelayan. ”Tanpa persediaan BBM bersubsidi yang mencukupi, pembaruan kapal tak bermanfaat bagi nelayan kecil,” ujar Suhana.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, kebutuhan BBM bersubsidi sektor perikanan dan kelautan 2.516.976 kiloliter per tahun. Namun, tahun 2009 Pertamina hanya menyalurkan 1,32 juta kiloliter, masih kurang 1,2 juta kiloliter.

Restrukturisasi kapal akan dilaksanakan pemerintah tahun 2011 dengan mengganti perahu tanpa motor milik nelayan berbobot mati di bawah 30 gross ton (GT) menjadi kapal motor berbobot lebih dari 30 GT, beserta alat tangkap ikan. Total anggaran untuk program ini Rp 1,5 triliun.

Program restrukturisasi kapal diprioritaskan untuk nelayan di pantai utara dan pantai selatan Jawa. Alasannya, terjadi kemerosotan sumber daya ikan di dua wilayah ini akibat penangkapan berlebih.

Pembaruan kapal seharusnya diiringi upaya menyiapkan nelayan kecil beradaptasi dengan kapal besar dan menjadi nelayan laut lepas. ”Sebab, karakter dan kebiasaan nelayan kecil cenderung berbeda menurut wilayah tangkapan,” tutur Suhana.

Nelayan pantai utara Jawa, misalnya, terbiasa menangkap ikan di perairan dengan gelombang relatif kecil. Tidak bisa serta-merta dialihkan wilayah tangkapnya ke samudra dengan gelombang besar, apalagi dengan jenis alat tangkap yang berbeda.

Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB Arif Satria menegaskan, program pengembangan armada kecil nelayan menjadi kapal besar di daerah selama ini gagal. Hal itu karena kurangnya pasokan BBM bersubsidi dan kebutuhan modal melaut yang besar. ”Dan, ada perbedaan karakter cara tangkap dan jenis ikan tangkapan antara perairan pantai dan laut lepas,” kata Arif.

Upaya mengalihkan nelayan kecil dengan kapal tradisional menjadi nelayan modern memang sudah saatnya dilakukan. Itu karena daya dukung sumber daya ikan di perairan teritorial di bawah 12 mil terus menurun.

Namun, untuk itu dibutuhkan pendampingan agar nelayan kecil bisa beradaptasi dengan wilayah tangkapan lebih luas. Selain itu, juga dibutuhkan bantuan modal, pasokan BBM yang memadai, kesiapan infrastruktur, dan daya dukung pelabuhan. (LKT)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/03/04290818/.bbm.kurang.restrukturisasi.kapal.tak.efektif

No comments yet

Tinggalkan komentar